Kamis, 18 Februari 2016

Inilah Jawaban Fitnah, Katanya "Suharto Pernah Dipecat Nasution".


Inilah Situs yang berisi Fitnah Kepada Suharto














Selama puluhan tahun para antek-antek PKI/orang-orang yang mengaku Sukarnois menebar fitnah seolah-olah Suharto pernah ditangkap dan hampir dipecat oleh Jenderal Nasution saat menjabat sebagai Pangdam Diponegoro ditahun 1959. Selama puluhan tahun cerita seperti ini terus ditiupkan hingga benar-benar tertanam dalam benak para generasi muda yang memang tidak memahami sejarah secara utuh. Seperti ucapan bung Karni Ilyas, setelah berjalan selama puluhan tahun akhirnya cerita bohong seperti ini akan dianggap sebagai sebuah "Kebenaran" oleh generasi selanjutnya.

Pada tulisan ini penulis ingin membuktikan bila cerita tentang Suharto yang "katanya" pernah ditangkap dan hampir dipecat oleh Jenderal Nasution adalah Fitnah dan itu sebuah kebohongan publik. Penulis menganggap cerita seperti ini sengaja dikarang-karang agar tuduhan atau fitnah mereka terhadap Suharto sebagai dalang dari peristiwa G30S/PKI menjadi relevan karena secara historis mereka ingin membukikan kalau Suharto memiliki latar belakang yang buruk. Tujuan dari fitnah-fitnah ini adalah agar Suharto semakin dibenci oleh rakyat Indonesia.

Menurut cerita yang mereka karang, diceritakan bila saat menjabat sebagai Pangdam Diponegoro, Suharto melakukan tindak kejahatan pidana yang menggelapkan perlengkapan militer, menjual pentil ban bahkan melakukan penyelundupan beras yang dilakukan bersama-sama dengan Liem Sie Liong. Diceritakan bila saat itu Ahmad Yani yang masih berpangkat Kolonel berhasil mengungkap kejahatan Suharto dan Jenderal Nasution sebagai atasan mereka dari Mabes merasa marah besar. Diceritakan juga bila Jenderal Nasution saat itu sempat menggampar Suharto atas perbuatannya.

Ini Situs Fitnah seolah-olah Pranoto pernah diwawancarai
Dalam cerita tersebut dikatakan bila Jenderal Nasution segera membentuk mahkamah militer untuk mengadili perbuatan Suharto. Dalam cerita ini dikatakan bila Sutoyo, S Parman, MT Haryono, DI Panjaitan & Suprapto dipersiapkan menjadi Oditur dalam persidangan Suharto. Inilah yang membuat Suharto merasa dendam kepada ke 7 orang ini dan dikemudian hari berusaha membunuh mereka dalam peristiwa G30S/PKI. Dalam cerita ini juga diceritakan bila Suharto merasa dikhianati oleh Pranoto yang dianggapnya telah melaporkan perbuatannya kepada Ahmad Yani dan Nasution. Itu yang menjadi alasan Suharto kemudian turut merasa dendam kepada Pranoto. Dalam cerita ini dikarang-karang seolah-olah Jenderal Gatot Subroto sebagai orang yang pernah menjabat sebagai Pangdam Diponegoro turut campur membela Suharto yang dianggap memiliki "potensi".

Dari cerita yang dipaparkan dalam situs tersebut (penulis pernah mendengar cerita seperti ini ditahun 70an lalu saat dunia internet belum dikenal) penulis melihat suatu kejanggalan dan keanehan. Penulis berusaha mencari bukti lewat tahun kejadian dari tiap jenjang karier Suharto.

Berikut adalah kejanggalan yang ditemukan penulis.

1. Dikatakan bahwa kejadian tersebut terjadi ditahun 1959, 17 Oktober.

Dari catatan karier Suharto penulis menemukan bila Suharto melepas jabatannya sebagai Pangdam Diponegoro pada akhir bulan Oktober 1959 dan memasuki pendidikan Sesko Militer. Lalu pada tanggal 1 Januari 1960 Suharto dilantik sebagai Brigjen. Disini penulis merasa heran dan aneh, kog bisa seorang prajurit yang terbukti bersalah melakukan tindak pidana kriminal mendapat promosi kejenjang yang lebih tinggi ?

2. Pada tanggal 1 Januari 1960 Suharto dinaikan pangkatnya menjadi Brigjen

Melihat tanggal penangkapan Suharto yang terjadi pada tanggal 17 Oktober 1959 lalu dinaikan menjadi Brigjen pada tanggal 1 Januari 1960, penulis melihat suatu kejanggalan yang sangat fatal. Penulis melihat karier yang sangat cepat, hamya dalam tempo 73 hari setelah peristiwa penagkapan Suharto mampu memperoleh promosi kepangkatan yang terbilang cukup fantastis yaitu mampu menembus jenjang Perwira Tinggi. Kita semua tentu tahu bila jenjang Perwira Tinggi adalah jenjang kehormatan yang hanya diisi oleh orang-orang yang dianggap kredibel dan memiliki kapasitas yang cukup mumpuni dibidangnya.

3. Ditahun 1961 bulan Desember Suharto memperoleh kenaikan pangkat menjadi Mayjen.

Melihat rentang waktu kejadian penangkapan Suharto hingga pelantikannya menjadi Mayjen bahkan dipromosikan sebagai Panglima Trikora, penulis semakin merasakan suatu kejanggalan yang sangat masiv. Lalu muncul sebuah pertanyaan, "begitu bodohkah para petinggi ditubuh TNI AD sehingga mempromosikan prajuritnya yang jelas-jelas telah melakukan tindak pidana kriminal bahkan mengapresianya dengan 2x kenaikan pangkat lalu diberi jabatan yang cukup strategis sebagai Panglima Perang untuk suatu tugas yang paling vital saat itu yaitu merebut Irian Barat ?".

Disini penulis melihat bila para antek-antek PKI/orang-orang yang mengaku Sukarnois berusaha mengaitkan waktu kejadian dengan jabatan saat kejadian, tapi mereka melupakan rentang waktu yang dibutuhkan serta posisi terakhir yang dicapai. Untuk lebih jelasnya penulis akan menerangkan sebagai berikut ; Jenderal Gatot Subroto menjabat sebagai Pangdam Diponegoro dari tahun 1949-1952, lalu Suharto menjabat dari tahun 1956-1959 yang dilanjutkan oleh Pranoto pada tahun 1959-1961. Cerita dikarang-karang seolah-olah Jenderal Gatot Subroto sebagai mantan Pangdam Diponegoro dianggap sebagai senior yang dituakan dan dihormati. Sebagai orang yang dituakan dan dihormati Jenderal Gatot Subroto turut campur dalam kasus Suharto dan memberi saran agar Suharto diberi "pembinaan" karena memiliki potensi yang cukup besar. Disini penulis merasa "Lucu" karena perbuatan tindak pidana kriminal dianggap sebagai tindakan indisipliner biasa. Yang lebih lucu lagi dari tulisan itu, justru orang yang dahulu "katanya" pernah menangkap dan memecat Suharto mempromosikan Suharto untuk menjadi Panglima Trikora. Itu karangan cerita bohong yang paling naif yang pernah dibaca penulis.

Dari kronologis sejarah penulis melihat kalau si pembuat cerita fitnah sengaja mengambil momen saat-saat promosi Suharto untuk naik kejenjang karier yang lebih tinggi. Melihat masa jabatan para Pangdam Diponegoro yang berkisar antara 2 tahun hingga 4 tahun maka kepindahan Suharto ditahun 1959 adalah sesuatu yang wajar karena beliau telah menjabat selama 3 tahun. Mereka mengabaikan promosi jabatan yang terjadi sesudahnya yang cukup cepat untuk seorang prajurit yang memiliki catatan kriminal.

Kesimpulan yang dapat diambil adalah "Mungkinkah Suharto yang ditangkap pada tanggal 17 Oktober 1959 dengan pangkat Kolonel mendapat promosi jabatan yang begitu cepat hingga menjadi Mayjen pada bulan Desember 1961 ? Saat itu Suharto dipersiapkan menjadi Panglima Komando Trikora.

Gunakan Nalar & Logika anda dalam memahami dan menilai cerita fitnah tersebut...!!





By; Elya Agustiati




6 komentar:

  1. mbak saya tertarik dengan blog mbak ini, ada 1 hal lagi yang ingin tahu ketika cerita hubungan antara soeharto dan untung, ada cerita soeharta sudah mengenal untung sejak di jogja dan pemberontakan PKI di madiun, dan ada lagi cerita pak harto dan ibu tien jauh-jauh naik mobil sendiri ke kampung halaman untung untuk menghadiri pernikahannya untung, ini sedikit janggal seorang mayjend datang kepernikahan seorang letkol naik mobil sendiri dimana situasi jalan dan jarak itu tidak seperti sekarang ini.

    BalasHapus
  2. Tapi Faktanya memang Suharto dipecat kok, buktinya di bina / disekolahkan di SESKOAD bandung, dan yg memproses pemecatan ini sebagian besar jendral2 AD korban G30S/PKI masih prematur memang ketrlibatan suharto di peristiwa G30S kn pasti kesulitan memaksa orang spt maling ngaku, lalu ada apa jendral gatot subroto dithn 1970an diangkat jadi pahlawan nasional apakah bentuk penghargaan rezim suharto kpd Djendral gatot subroto yang telah menyelamatkan karier militernya dari pemecatan Mabes AD dipimpin Nasution dan 6 jendral bawahanya yg jadi korban kebiadaban g30S? tentunya sekali lagi prematur apabila mengaitkan korban jendral pahlawan revolusi karena dendam kesumat Suharto, lalu yg jadi pertanyaan adalah siapakah pimpinan yang menyuruh letkol Untung menjemput paksa para jendral2 di malam kelabu tsb ketika menhadapi mahmilub militer? apakah Soekarno atau suharto...secara struktur organisasi cakrabirawa komandanya adalah jendral Sabur secara defacto dalam persidangan mahmilub Sabur tdk sama sekali mendapat laporan penjemputan para jendral yg dituduh tdk loyal thd presiden, jadi gerakan kelompok untung jelas adalah tindakan liar, lalu bgm pengakuan Kol latief menurut pengakuannya di penjara bhw dia disuruh oleh pimpinan gerakan dlm hal ini Untung dan Syam Khamarujaman untuk melapor ke suharto perihal kesiapan penjemputan paksa thd para jendral2 tsb? wajar saja banyak pengamat2 politik mengkaitkan suharto ada dibalik tragedi malam berdarah dg motif yg sangat masuk akal. lalu bgm dg paska kejadian G30S/PKI apakah perintah sukarno yg notabene dejure sbg panglima tertinggi TNI termasuk angkatan darat ditaati? kenapa ada pembangkangan/bergerak sendiri sampai perintah supersemar pun ternyata suhrto terbukti selain memanipulasi isi surat SUPERSEMAR juga tidak mentaati perintah sukarno sesuai apa yg diperintahkan thdnya sesuai yg tertuang dalam surat SP tsb.

    BalasHapus
  3. Saya masih ingat slogan PKI :
    " Jika kebohongan dibicarakan terus menerus, dia akan menjadi kebenaran "

    BalasHapus
  4. Maaf sepertinya dalam kasus PKi ada janggal.siapa pendri PKI.Apa kah PKI sekejam itu.bisa saja yang mengaku PKI itu hanya oknum yg mengaku PKI.partai merakyat.apa betul seperti itu.apa dulu tidak ada namanya politik.klo ada mungkin aja itu sebuah politik untuk menjatukan PKI.apa mampu PKI menculik jendral2.kayanya ngga mungkin banget.trus knp tayangan G30 itu tdk lagi di tayangin.mksh sy suka sejarah.tapi msh banyak teka teki sejarah indonesia.

    BalasHapus
  5. Faktanya dipecat terus dibina.fakta yang mn goblok...otak udang...itu logikanya gimana??dasar komunis...selalu mencari celah,cara2 untuk mengarang cerita konspirasiseolah soeharto pelakunya...goblok...

    BalasHapus
  6. Nah sekarang kita berpegang teguh pada kebenarnannya/faktanya saja, siapa yang benar tentu memiliki bukti terkuat, toh bahkan bpk soeharto dinobatkan sebagai presiden paling berhasil sepanjang sejarah kepresidenan. Lalu fitnah fitnah bahwa bpk soeharto lah yang menjadi dalang atas pembunuhan PKI sampai sekarang tidak ada bukti yang bisa dipercayai secara pasti. Berfikirlah secara logis

    BalasHapus